Jumat, 30 Desember 2011

Déjà vu Harga Dinar, How Low Can You Go ?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 30 December 2011 06:55
Tanpa terasa system kita sudah me-record secara kontinyu pergerakan harga Dinar selama empat tahun ini sehingga up and down-nya sudah cukup kita alami. Meskipun lebih banyak up-nya, pada tulisan ini saya akan menekankan waktu-waktu dimana harga Dinar lagi down seperti saat ini – untuk mengingatkan kita semua agar tidak menggunakan fluktuasi harga emas sebagai media spekulasi. Ada setidaknya 4 kali dalam 4 tahun terakhir ini saya menulis dengan judul “…How Low Can You Go ?”, karena ini kurang lebih mewakili pertanyaan-pertanyaan dari para pembaca ketika harga lagi rendah.

Tulisan pertama di blog lama saya tanggal 15 Agustus 2008 ketika harga Dinar jatuh ke angka Rp 1,123,000,- turun 13.5 % dari harga tertinggi 5 bulan sebelumnya pada angka Rp 1,299,000,- tanggal 17 Maret 2008. Tulisan kedua tanggal 7 April 2009 ketika harga Dinar berada pada angka Rp 1,436,000, atau turun 12 % dari angka tertinggi kurang dari dua bulan sebelumnya yang sudah sempat mencapai Rp 1,640,000,- tanggal 21 Februari 2009.

Tulisan ketiga adalah tanggal  26 September 2011 ketika harga Dinar jatuh ke angka Rp 2,152,233 atau turun 10 % dari angka tertinggi hanya sepekan sebelumnya pada harga Rp 2,396,735,-. Tulisan keempat adalah tulisan ini pada saat harga berada pada angka Rp 2,142,000,- atau lebih rendah 11 % dari angka tertinggi  4 bulan sebelumnya pada angka Rp 2,396,734 tanggal 19 September 2011.

Harga Dinar Emas 2007-2011
 

Tiga tulisan sebelumnya (keempat dengan yang ini) memang saya tulis dengan judul yang sama karena memang nuansa dan waktunya sama, yaitu ketika pembaca banyak sekali yang menanyakan “apakah  masih bisa turun lagi, seberapa rendah, dlsb.” Ini adalah peristiwa yang dalam bahasa Perancis disebut déjà vu atau secara harfiah artinya ‘pernah melihat sebelumnya…’.

Setidaknya melalui tiga tulisan sebelumnya kita pernah melihat harga emas jatuh secara significant, tetapi kemudian setelah itu kembali ke trend jangka panjangnya yaitu naik. Ketika jangka pendek harga emas bisa turun sampai belasan persen hanya dalam beberapa bulan saja, rata-rata kenaikannya  masih berada di sekitar angka 25% per tahun dalam 4 tahun terakhir. Atau secara kumulatif harga Dinar telah naik sekitar 142 % sejak system kami mencatat harganya secara kontinyu seperti yang tertuang dalam grafik diatas.

Banyak pelajaran sebenarnya dari grafik tersebut diatas, tetapi intinya jangan panik oleh penurunan harga Dinar atau emas jangka pendek. Apakah ini berarti bahwa rezim harga emas yang lagi rendah sekarang akan kembali naik seperti dalam tiga peristiwa sebelumnya ? Wa Allahu A’lam, tidak ada yang bisa menjamin. Tetapi peluang ke arah sana tentu besar – meskipun bisa jadi dalam waktu dekat turun dahulu sebelum kembali ke trend jangka panjangnya yang naik.

Lantas seberapa besar peluang naiknya dan sampai berapa ? ilustrasi grafik dibawah dapat memberikan gambaran kasarnya.

Trend Harga Dinar Emas 2007-2011
 

Dengan peluang di atas 90%, berdasarkan statistik 4 tahun terakhir trend harga Dinar mengikuti persamaan polynomial y (emas)=008x2 - 0.2164x + 279425. Dengan formula ini harga Dinar empat tahun ke depan akan berada di kisaran Rp 2,310,000 (2012) ; Rp 2,950,000 (2013) ; Rp 3,740,000 (2014) dan Rp 4,680,000 (2015). Angka-angka ini sekali lagi menguatkan bahwa emas atau Dinar bukan ‘mainan’ jangka pendek, bagi Anda yang sudah mengenal Dinar dalam empat tahun terakhir pasti sudah bisa merasakannya.

Tentu saja angka-angka ini hanya perkiraan statistik semata, yaitu bisa benar bila seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas 4 tahun terakhir akan berulang dalam 4 tahun kedepan. Hasilnya akan berbeda bila faktor lingkungan yang mempengaruhinya juga berbeda. Wa Allahu A’lam.
  

Senin, 19 Desember 2011

Selasa, 13 Desember 2011

Bijak Investasi Menggunakan Emas…


Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 13 December 2011 04:56
Setiap kali harga emas jatuh seperti beberapa hari ini saya selalu dihujani banyak pertanyaan dari pembaca, para vendor dan mitra kerja. Rata-rata pertanyaan mereka adalah seputar sampai kemana harga emas akan turun , mengapa turun, kapan akan naik lagi, apa yang harus kita lakukan dlsb. Tulisan ini barangkali bisa merangkum secara garis besar , jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus.

Pertama yang ingin saya sampaikan adalah tidak ada seorang-pun yang bisa tahu persis apa yang akan terjadi, jadi yang bisa kita lakukan hanyalah menduga-duga berdasarkan peristiwa dan data startistik sebelumnya .  Pengalaman harga emas  anjlog beberapa bulan setelah angka tertingginya ini memang bukan untuk pertama kalinya terjadi.

Pada bulan Juli 2009 harga emas sempat jatuh ke angka Rp 297,000/gram  atau turun 20% dari harga tertinggi lima bulan sebelumnya di bulan Februari tahun yang sama yang sempat mencapai angka Rp 370,000/gram. Pagi ini harga emas akan berada di kisaran Rp 497,000/gram atau ‘baru’ turun sekitar 9 % dari angka tertinggi September lalu yang sempat mencapai kisaran Rp 545,000/gram.

Lantas apakah pola penurunan sekarang akan mengikuti pola penurunan 2009 yang mencapai 20 % ?, Wa Allahu A’lam , tetapi kemungkinan itu ada saja. Dari statistic jangka pendek beberapa bulan terakhir memang trend itu masih akan menurun – lihat grafik dibawah.

Trend Emas 4 Bulan 

Trend penurunan ini utamanya disebabkan oleh peristiwa krisis global khususnya yang terjadi di Uni Eropa. Karena kepercayaan pasar terhadap Uni Eropa terus merosot, Euro hancur dan bahkan sudah ada wacana untuk membubarkannya. Krisis Euro ini menguatkan demand terhadap Dollar – karena berkurangnya daya tarik salah satu rival terkuatnya. Ketika US Dollar naik, harga emas dunia dalam US$ jatuh – bukan karena harga emasnya yang rendah, tetapi daya beli US$-nya yang menguat.

Pada saat harga emas cenderung turun dalam jangka pendek seperti ini, lantas apakah kita harus rame-rame menjual emas kita saat ini ?. Tidak demikian saran saya. Karena bisa jadi pola recovery seperti 2009 diatas juga berulang. Yaitu ketika harga emas sempat anjlog dalam jangka pendek (kurang dari 6 bulan), harga pulih ke angka tertinggi sebelumnya dalam 1.5 tahun dan bahkan jauh melampauinya hingga kini.

Grafik harga emas setahun terakhir yang masih menunjukkan trend menaik dibawah menconfirm hal ini, setahun terakhir harga emas masih mengalami kenaikan di kisaran 27 %.

 Trend Emas 1 Tahun

Trend kenaikan ini menjadi lebih nyata bila kita tarik dalam jangka yang lebih panjang lagi, misalnya untuk 3 tahun seperti pada grafik dibawah. Tiga tahun terakhir harga emas mengalami kenaikan lebih dari 74 %.

Trend Emas 3 Tahun 

Dari tiga grafik diatas, bisa kita simpulkan begini : Bila Anda investasi di emas untuk orientasi jangka panjang – satu tahun keatas, kemungkinan terbesarnya hingga kini Anda masih mengalami keuntungan yang significant – dikisaran 27 % atau sekitar 4 kali dari hasil deposito Anda.

Tetapi bila orientasi Anda jangka pendek seperti 4 bulan terahir misalnya, memang bisa jadi investasi Anda telah mengalami kerugian yang sangat berarti. Perhitungan saya kerugian Anda berada di kisaran 9 % dalam 3-4 bulan terakhir. Kerugian ini bisa menjadi lebih besar lagi bila Anda investasi emas menggunakan uang gadai/pinjaman dari bank/pegadaian. Bila diambil rata-rata biaya gadai 1.5% per bulan misalnya; maka kerugian Anda dalam 4 bulan terakhir bisa mencapai 15 % yaitu 9 % dari penurunan harga dan 6 % dari biaya gadai 4 bulan.

Lantas bagaimana yang seharusnya berinvestasi di emas, agar Anda tidak mengalami kerugian besar seperti dalam ilustrasi tersebut diatas ? Tiga ‘jangan’ berikut barangkali membantu :

1.     Pertama jangan berspekluasi dengan harga emas. Statistik jangka panjang memang menunjukkan trend kenaikan yang kuat, tetapi bukan berarti tidak bisa turun juga – khususnya dalam jangka pendek.

2.     Kedua jangan menggunakan uang pinjaman/gadai untuk membeli emas, karena ini akan menambah kerugian Anda ketika harga emas turun seperti sekarang.

3.     Ketiga jangan terjebak anut grubyuk dalam investasi – termasuk investasi emas sekalipun. Mayoritas orang yang ikut anut grubyuk – mereka membeli emas justru pada harga tertingginya karena mendengar cerita baiknya saja dari orang-orang sekitarnya, sebaliknya ketika harga rendah seperti sekarang mereka malah jarang yang membeli – karena hanya mendengar cerita buruknya saja dari yang telah mengalaminya. Yang benar adalah dengarkan cerita baiknya, tetapi juga perhatikan cerita buruknya seperti yang terilustrasi melalui tiga grafik diatas.

Dengan menyampaikan poin-poin tersebut diatas, khususnya poin 2 ; bukan berarti produk-produk gadai emas atau pinjaman dengan jaminan emas dari perusahaan pegadaian ataupun perbankan tidak baik untuk investasi. Produk-produk ini adalah produk yang baik dan telah lolos verifikasi para Dewan Pengawas Syariahnya masing-masing, jadi mestinya seluruh aspek produk ini telah dipikirkan matang-matang.  Hanya saja penggunaannya yang seharusnya bijaksana.

Salah satu penggunaan produk gadai emas atau pinjaman dengan jaminan emas yang saya sarankan adalah dengan konsep Gold Based Capital yang pernah saya tulis di situs ini. Emas sebagai jaminan atas modal untuk proses penciptaan nilai tambah (value creation), sehingga dari nilai yang di-create ini – biaya modal (biaya gadai misalnya) dapat terkompensasi dengan cukup bahkan ketika harga emas turun sekalipun. Penggunaan gadai emas untuk Gold Based Capitaldapat menjadi peluang baru bagi bank-bank syariah karena mereka akan dapat menggerakkan sektor riil dengan jaminan yang sangat likwid yaitu emas – peluang ini tidak dimiliki oleh pesaing-pesaing mereka dari bank-bank konvensional.

Contoh aplikasinya begini : Kalau saya punya pabrik krupuk misalnya, untuk membeli mesinnya saya dapat dibiayai oleh bank syariah dengan dua cara, pertama dengan aqad murabahah terhadap mesin tersebut misalnya , dan yang kedua dibiayainya dengan menggadaikan emas saya – kemudian dananya saya pakai untuk membeli mesin. Bank kemungkinan besarnya akan lebih suka cara yang kedua karena ‘jaminan’nya lebih likwid , lebih mudah menentukan nilainya dan proses pembiayaan akan sangat cepat – sehari cair. Proses pembiayaan sehari cair ini tidak bisa disaingi oleh proses-proses pembiayaan yang konvensional !.

Pertanyaan spontan Anda mungkin adalah, kalau punya emas cukup untuk membeli mesin – mengapa masih perlu pinjam/gadai ke bank ?. Bila Anda memiliki usaha yang produktif seperti contoh pabrik krupuk tersebut diatas, Anda akan perlu memiliki dana-dana cadangan yang terakumulasi seperti keuntungan yang belum diambil, cadangan penggantian mesin (penyusutan), cadangan dana pengembangan usaha, cadangan pesangon karyawan dlsb. Dana-dana ini bila Anda simpan dalam Rupiah atau Dollar sekalipun akan terus tergerus nilainya, maka disimpannya dalam bentuk emas/Dinar.  Bila waktunya dana ini digunakan-pun tidak harus dijual tetapi bisa melalui proses gadai atau penjaminan tersebut diatas, dengan demikian Anda dapat melakukanwealth preserving sekaligus wealth producing  melalui proses nilai tambah di sektor riil tersebut.

Hanya memang penggunaan akad rahn atau gadai sebagi instrumen Gold Based Capitalmenuntut bank selektif dalam menerima gadai. Tidak bisa lagi orang menggadaikan emas hanya untuk membeli emas berikutnya, yang bisa adalah orang menggadaikan emas untuk keperluan yang riil yaitu untuk proses nilai tambah – atau sekalian untuk keperluan dharurat seperti pembiayaan orang sakit dlsb.

Karena delicate-nya produk berbasis emas ini, saya sendiri tidak pernah menganjurkan produk ini dijual secara masal. Situs ini dan para agen Gerai Dinar-pun misi utamanya bukan untuk menjual Dinar ataupun produk turunannya - tetapi membuat masyarakat paham dahulu. Bahkan prinsip yang kami tekankan adalah membuat orang paham lebih penting dari membuat orang membeli. Wa Allahu A’lam.

Jumat, 09 Desember 2011

Tentang Waktu Yang Berlalu, Untuk Apa Kita Pergunakan…?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Kamis, 08 December 2011 06:57
Dahulu di pekerjaan saya yang lama, saya banyak sekali kenal, berhubungan dan bekerjasama dengan sejumlah besar eksekutif perusahaan dari berbagai jenis industry. Karena usia mereka yang rata-rata lebih tua, saya menyaksikan satu demi satu mereka pensiun. Bila ditanya hendak melakukan apa mereka setelah pensiun, jawaban yang paling umum adalah pingin bertani, beternak, memelihara ikan, berkebun, pindah ke kota kecil dan sejenisnya.

Mengapa saya ambil contoh cita-cita tersebut adalah cita-cita para eksekutif ?, karena bila Anda masih berstatus karyawan di awal karir – kemungkinan besarnya cita-cita Anda ingin berkarir sampai puncak dan menjadi eksekutif di perusahaan  atau instansi tempat Anda bekerja !. Justru setelah sampai puncak cita-cita Anda, Anda akan kembali memiliki cita-cita yang lebih sederhana.

Cita-cita sederhana ingin menjadi petani, nelayan dan sejenisnya tersebut ternyata bukan hanya milik para eksekutif di negeri kepulauan yang agraris ini, di dunia kapitalisme barat – cita-cita sederhana tersebut rupanya juga umum di kalangan para eksekutif dan bahkan entrepreneur-nya. Berikut saya share cerita popular yang saya bawa dari dunia saya yang lama.

Suatu saat seorang top executive di public company sedang berlibur di pulau kecil yang pekerjaan satu-satunya penduduk  disitu adalah sebagai nelayan. Ketika dia lagi berada di dermaga, dia melihat seorang nelayan yang datang berlabuh dengan sekeranjang ikan.

Dia datangi nelayan tersebut dan bertanya : “Berapa lama Anda menangkap sekeranjang ikan ini ?” nelayan tersebut menjawab : “cuma sebentar saja saya melaut, menangkap ikan dan setelah keranjang ini penuh saya pulang…”.

Penasaran si eksekutif ini bertanya lagi : “Lantas apa yang engkau lakukan dengan sisa waktumu ?” si nelayan menjawab : “sebentar saya akan menjual sebagian besar ikan ini untuk keperluan saya yang lain, sebagian saya konsumsi bersama keluarga…”.

Si eksekutif mulai berhitung, betapa waste-nya waktu si nelayan ini. Sebentar menangkap ikan, sebentar pula menjualnya. Lantas dia bertanya lagi : “terus setelah itu apa yang akan engkau lakukan ?” si nelayan menjawab “saya pulang ke rumah bersenang-senang  bersama istri dan anak –anak sampai larut …dan besuk mulai lagi mencari ikan sebentar , menjualnya sebentar…bersenang-senang lagi sampai larut…”.

Si eksekutif yang MBA dari sekolah bisnis top dunia ini mulai sok tahu ingin mengajari si nelayan mengoptimalkan waktu, dia bicara : “mengapa engkau tidak membawa keranjang yang banyak, menangkap ikan lebih lama untuk memenuhi keranjang-keranjang tersebut, kemudian menjualnya juga lebih lama sampai seluruh ikan yang tidak engkau konsumsi terjual semua…”.

Si nelayan yang tidak pernah berpikir sejauh itu, merasa kaget dengan saran si eksekutif yang dari raut mukanya tampak seperti orang kota yang pinter, dia pikir benar juga ya saran orang ini. Dengan penasaran dia ingin diperjelas : “lantas setelah itu apa ?”. Si eksekutif melanjutkan “Setelah engkau punya uang banyak, engkau bisa membeli kapal yang besar untuk menangkap ikan”. Tambah penasaran si nelayan : “setelah itu apa lagi …?”, si eksekutif yang merasa nasihatnya di dengar kini menjadi antusias untuk memberi nasihat yang komplit ke nelayan yang lugu ini.

dari kapal yang besar ini, engkau akan memiliki uang yang semakin banyak. Setelah itu engkau akan bisa membeli kapal lain yang lebih besar lagi, uang semakin banyak lagi, membeli kapal lagi dan seterusnya. Setelah kapal dan uangmu sangat banyak, engkau bisa mendirikan perusahaan dan perusahaan ini engkau jual ke publik – dari penjualan ini engkau akan memiliki uang yang sangat-sangat banyak saat itu”.

Seolah mudah, si nelayan bertanya lagi ke si eksekutif : “berapa lama waktu yang saya perlukan untuk itu ?” si eksekutif yang sangat berpengalaman ini menjawab berdasarkan pengalamannya : “yah sekitar 15 – 20 tahun”.

Si nelayan yang tidak pernah membayangkan butuh uang yang sangat sangat banyak masih penasaran meskipun dia mulai ragu, dia bertanya lagi : “setelah itu apa yang saya lakukan  ?”. Kini ganti si eksekutif yang kaget dengan pertanyaan ini, dia bingung juga untuk apa ya si nelayan punya uang yang sangat-sangat banyak, dalam keraguannya dia menjawab : “Setelah uangmu sangat-sangat banyak, engkau bisa hidup santai dan bersenang-senang dengan keluargamu sampai larut”.

Si nelayan yang sudah sempat terpengaruh oleh nasihat si eksekutif, kini sadar bahwa nasihat tersebut ternyata tidak cukup menarik untuk dia, setengah menyesal telah dengan antusias mendengarkan panjang lebar nasihat si seksutif, nelayan tersebut berkata : “yee, kalau begitu mengapa saya harus cape-cape bekerja keras mencari uang yang sangat-sangat banyak 15-20 tahun, bila hanya untuk bisa bersenang-senang sampai larut dengan anak dan istri saya – saat inipun saya sudah bisa bersenang-senang dengan anak istri saya sampai larut. Kalau saya harus menunggu 15-20 tahun untuk tujuan yang sama tersebut – apa menariknya ?, lagi pula saat itu istri saya sudah tua, anak-anak saya mungkin sudah pada pergi dengan keluarganya masing-masing…”.

Si eksekutif tersadar, bahwa apa yang disampaikan nelayan tersebut adalah benar adanya. Dan itulah yang tepatnya terjadi pada dia, dalam hatinya dia bicara : “saya bekerja keras 15-20 tahun sampai eksekutif puncak, saat inipun punya uang yang banyak, tetapi ketika saya ingin menikmatinya dengan berlibur di pulau kecil ini, tidak ada satu-pun anak-anak saya yang bisa menemaninya karena sudah sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, istriku-pun sudah terlalu tua untuk aku ajak jalan sampai dermaga ini…”.

Dalam hidup, kebanyakan kita adalah salah satu dari dua orang tersebut diatas. Seperti si eksekutif yang bekerja keras, mencari uang yang banyak – tetapi setelah itupun uang itu tidak ada gunanya karena dia sudah tidak bisa menikmatinya lagi ketika uang terkumpul. Atau sebaliknya seperti si nelayan, yang bekerja secukupnya setelah itu hanya bersenang-senang yang banyak.

Si eksekutif maupun si nelayan keduanya adalah orang yang tertipu dengan waktu, usia dan hartanya. Keduanya bukan contoh yang baik untuk kita, kita diberi waktu, diberi usia, diberi harta semuanya untuk dipertanggung jawabkan. Kita akan ditanya untuk ini, untuk apa waktu kita, usia kita dan harta kita. Dapatkah kelak kita menjawabnya dengan PD ? semoga kita bisa !. Amin.

Selasa, 29 November 2011

Cara Mudah Mengelola Risiko Investasi…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 29 November 2011 09:46
Apapun investasi Anda, risiko pasti Anda hadapi. Yang belum pasti adalah peluang terjadinya risiko atau yang dalam bahasa teknis disebut frequency, dan dampaknya bila suatu risiko bener-bener terjadi atau disebut severity. Inti dari pengelolaan risiko dari investasi Anda adalah tentang frequency dan severity ini, karena dengan ini Anda akan bisa bersikap dan bertindak secara proporsional sesuai dengan tingkatan risiko yang ada.  Ada cara yang mudah untuk memahami dan mengelola risiko ini yaitu dengan apa yang saya sebut Frequency and Severity Matrix  (FSM), hanya dengan dua lembar kertas Anda sudah bisa memahami, mengambil keputusan dan mengelola risiko-risiko Anda baik dalam hal investasi atau bahkan dalam aspek-aspek kehidupan yang lebih luas.

Pada lembar kertas pertama, Anda buat garis horizontal atau sumbu x dan garis vertical atau sumbu y, garis horizontal untuk merepresentasikan frequency dari risiko sedangkan garis vertical untuk severity-nya. Atau buat saja empat persegi panjang dengan panjangnya frequencysedangkan tingginya adalah severity. Kemudian masing-masing sumbu mulai dari titik awal (0,0) Anda bagi tiga bagian dan diberi tanda low, medium dan high. Bidang persegi yang terbentuk akan menjadi tempat Anda menaruh jenis-jenis risiko yang Anda hadapi.  Untuk menguatkan pemahaman, bisa saja Anda beri warna – tetapi dibiarkan kertas polos juga tidak apa.

Sekarang Anda tinggal menaruh jenis-jenis risiko yang Anda kawatirkan pada matriks frequencydan severity tersebut diatas. Berikut adalah beberapa contoh yang saya lakukan.

1.     Gempa Bumi : Saya kategorikan frequency-nya rendah (belum tentu terjadi seumur hidup) , tetapi bila terjadi tingkat kerugiannya bisa sangat dasyat atau severity-nya high.
2.     Berbagai bentuk kecelakaan yang serius : cukup rendah frequency-nya tetapi rata-rata orang pernah mengalaminya, dampaknya tidak setinggi gempa bumi.
3.     Perampokan : frequency-nya lebih rendah dari kecelakaan tetapi dampak risikonya bisa lebih besar.
4.     Banjir : Di Jakarta frequency banjir berada antara  medium high , sekitar lima tahun sekali terjadi banjir besar. Bila terjadi dampak risikonya juga bisa lumayan besar.
5.     Pencurian : cukup sering terjadi tetapi dampaknya biasanya tidak terlalu besar.
6.     Kecelakaan ringan : tergantung kebiasaan kita atau kegiatan kita sehari-hari ,frequency-nya bisa rendah sampai tinggi – tetapi secara umum dampaknya rendah.
7.     Penyakit : Risiko ini termasuk yang cukup tinggi dan dampaknya-pun serius karena tidak jarang menjadi penyebab kematian penderitanya.
8.     Kehilangan Nilai/Daya Beli : Diluar kesadaran banyak orang, kehilangan nilai atau daya beli adalah suatu risiko yang mendekati kepastian statistik – artinya bisa dihadapi oleh siapapun kapan saja dan dampaknya sangat serius. Setiap 4.3 tahun kita kehilangan daya beli separuh dari uang kertas yang kita miliki dan peristiwa seperti krismon 1997/1998 menghabiskan sekitar 75% dari nilai atau daya beli uang kita semua.

Baik jenis risiko maupun posisinya di FSM tersebut diatas berbeda dari satu individu ke individu lainnya. Ini wajar saja karena menyangkut pengalaman yang berbeda, kebiasaan hidup, tempat tinggal, lingkungan dlsb. yang semuanya berpengaruh pada persepsi terhadap risiko.

Matriks Identifikasi Risiko
Matriks Identifikasi Risiko

Setelah kita taruh masing-masing risiko tersebut pada matriks frequency dan severity seperti dalam ilustrasi diatas, lembar kertas kedua adalah kertas contekannya yang kurang lebih seperti pada ilustrasi grafik dibawah.

Matriks Penanganan Risiko
Matriks Penanganan Risiko


Dengan membandingkan masing-masing posisi risiko dengan lembar contekannya, Anda sudah bisa untuk memutuskan apa yang akan Anda lakukan terhadap risiko-risiko tersebut diatas.

Risiko yang frequency-nya tinggi tetapi  severity atau dampaknya rendah, maka bisa Anda tahan (retain atau absorb) saja InsyaAllah tidak masalah.  Sedangkan risiko yang meskipun frequency-nya rendah tetapi dampaknya bisa sangat serius seperti gempa bumi, maka Anda perlu mencari solusi-nya. Bentuk solusi jenis risiko yang kedua ini yang umum di pasaran adalah asuransi atau takaful.

Bagaimana dengan risiko yang cukup sering terjadi dan dampaknya juga cukup serius seperti banjir ?, sedapat mungkin dijegah (prevent). Usaha pencegahan ini ada yang  dalam kapasitas individu seperti memilih lokasi rumah/usaha yang bebas banjir, ada pula yang sifatnya harus dilakukan masyarakat secara luas atau pemerintah – seperti membuat waduk-waduk penampungan air, banjir kanal dlsb.

Bagaimana dengan risiko yang berada di zone merah dalam grafik diatas ?, ini adalah jenis risiko yang sedapat mungkin dihindari. Contohnya adalah risiko inflasi atau penurunan daya beli yang saya taruh di zone merah ini, mengapa ?. Bayangkan bila ada risiko yang mengambil harta Anda separuh setiap 4.3 tahun, bukankah ini adalah risiko yang sangat tinggi dari sisi frequencymaupun severity-nya ?. Itulah realitas yang dihadapi uang kertas dengan inflasinya. Solusinya adalah menghindari (avoid) penggunaan uang kertas sebagai sarana penyimpan hasil jerih payah Anda dalam jangka panjang karena Anda pasti rugi !.

Ketika Anda memindahkan atau mengkonversi dari satu jenis asset ke asset lain, otomatis berubah pula jenis risiko yang dihadapinya – oleh karena itulah ketika Anda melakukannya, faktor risiko ini juga harus dipertimbangkan. Misalnya Anda menukar tabungan jangka panjang Anda menjadi property asset; maka dari uang kertas yang berisiko tinggi terhadap inflasi, Anda pindahkan ke property yang berisiko terhadap banjir, gempa bumi dlsb. Tetapi risiko gempa bumi dan banjir lebih rendah dari inflasi, bahkan untuk gempa bumi dan banjir masih memungkinkan untuk diproteksi terhadap melalui asuransi atau takaful – sedangkan risiko inflasi tidak ada asuransinya.

Walhasil dengan memahami karakter masing-masing investasi Anda dari sisi risiko yang dihadapinya, insyaAllah Anda akan bisa mengelola investasi Anda dengan lebih aman. Amin

Senin, 28 November 2011

Jika Italia Gagal Bayar, Uni Eropa Hancur

Angga Aliya - detikFinance

Roma - Kanselir German Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyatakan jika Italia gagal bayar terhadap utang-utangnya maka itu merupakan 'akhir dari Uni Eropa'.

 

Hal itu dikemukakan siaran pers dari kantor berita Perdana Menteri Italia Mario Monti pada Jumat waktu setempat seperti dikutip AFP, Sabtu (26/11/2011).

Pada pertemuan kecil yang digelar ketiganya di Strasbourg pada hari Kamis, Merkel dan Sarkozy menyadari bahwa kolapsnya Italia akan mendorong jatuhnya ekonomi seluruh uni Eropa.

Bencana itu bisa menghancurkan seluruh proses penyelamatan krisis utang Eropa dengan konsekuensi akhirnya yang tidak bisa ditebak.

"Italia baru-baru ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam memperbaiki kondisi fiskal, komitmen ini akan diimplementasikan dengan cepat untuk mendorong pertumbuhan," kata Monti dalam siaran persnya.

"Sarkozy dan Merkel mendukung sepenuhnya akan hal ini," tambahnya.

Sebelumnya, Italia harus bisa menyiapkan dana sekitar US$ 13,2 miliar atau sekitar Rp 118 triliun untuk menutupi utangnya yang sudah menggunung. Karena, jika sampai gagal bayar akan sangat berbahaya bagi Uni Eropa.

Dalam lelang surat utangnya, Italia terpaksa menerima bunga 6,504% untuk surat utang berjangka waktu enam bulan, sedangkan yang berjangka waktu dua tahun sebesar 7,814%. beberapa analis menilai hal ini sangat berbahaya dan bisa menghancurkan negara pizza itu hanya dalam hitungan bulan.

Jumat, 25 November 2011

Perkembangan Terakhir Krisis Eropa

Ilustrasi (Foto: Reuters)

Nurul Qomariyah - detikFinance

Krisis di Eropa belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda, bahkan dikhawatirkan terus menyebar ke negara-negara yang lebih besar. Imbal hasil surat utang di berbagai belahan Eropa juga terus melonjak akibat ketidakpastian penanganan krisis.

Melonjaknya tingkat imbal hasil Eropa itu dinilai bisa sangat berbahaya karena beban utang yang harus ditanggung menjadi sedemikian besar. Apalagi untuk negara perekonomian terbesar ketiga di Eropa, Italia yang mencapai 116% dari PDB-nya. 

Berikut perkembangan terbaru dari krisis yang terjadi di Eropa, seperti dikutip dari AFP, Jumat (25/11/2011).

Hungaria: Moody's menurunkan peringkat utang Hungaria satu notch menjadi Ba1, dengan outlook negatif. Penurunan peringkat dilakukan Moody's karena meragukan kemampuan pemerintah Hungaria dalam memenuhi target konsolidasi fiskal dan pengurangan utang publik dalam jangka menengah.

STRASBOURG, Prancis : para pemimpin negara-negara besar Eropa seperti Prancis, Jerman, Italia melakukan pertemuan darurat sehubungan dengan gagalnya lelang surat utang Jerman, yang dikhawatirkan bisa memicu krisis baru yang lebih besar.

PARIS, Prancis: Fitch memangkas peringkat utang Portugal satu noth menjadi 'BB+', dengan status surat utang 'junk' akibat tingginya tingkat utaang dan buruknya proyeksi ekonomi.

LISBON, Portugal: Terjadi pemogokan melawan kebijakan penghematan yang menyebabkan penundaan penerbangan dan terhentinya transportasi publik. Para pekerja memrotes rencana pengetatan anggaran tahun 2012 yang dimaksudkan untuk membantu pembayaran utang Portugal.

BRUSSELS, Belgia: Pemerintah Belgia mendesak masyarakat untuk membantu membiayai utang negar tersebut dengan mendaftar ke surat utang pemerintah seiring krisis politik yang terus berlangsung dan melonjaknya tingkat imbal hasil surat utang.

BERLIN, Jerman: Kanselir Jerman Angela Merkel mempertimbangkan ingin mengubah kebijakan Uni Eropa sebagai respons krisis utang Eropa yang mengancam seluruh blok.

RIGA, Estonia: Pendatang baru di Uni Eropa ini mendesak para anggotanya untuk berkomitmen sendiri menyeimbangkan anggaran dan menyambut baik proposal Uni Eropa untuk meningkatkan pengawasan ekonomi nasional.

Kamis, 24 November 2011

Pilihan Investasi : Antara Saham vs Emas…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Kamis, 24 November 2011 08:51
Saya sering sekali mendapatkan pertanyaan yang terkait pilihan investasi antara saham atau emas, baik dari kalangan investor individu maupun korporasi. Saya sudah pernah menulisnya dari thesis S 2 Ibu Sri Pangestuti lebih dari setahun lalu – juga dalam beberapa tulisan sebelumnya, namun karena masih banyak pertanyaan dan juga sambil meng-update data – analisa sejenis saya munculkan lagi dalam tulisan ini dengan data yang lebih baru.

Data-data yang saya gunakan dalam tulisan ini berasal dari dua sumber yaitu dari Kitco untuk data emas, dan dari saluran Yahoo Finance untuk data bursa saham dunia yang terwakili olehDow Jones Industrial Average (DJIA) maupun saham-saham di Indonesia Stock Exchange yang terwakili melalui IHSG-nya. Masing-masing saya ambil data untuk lima tahun untuk dapat menggambarkan situasi yang berkembang dalam perekonomian Indonesia maupun global akhir-akhir ini.

Saya tidak akan gunakan analisa teknis, tetapi cukup dengan menggunakan tiga ilustrasi dibawah untuk memberi gambaran mana yang lebih menarik bila harus memilih investasi antara saham atau emas.

Grafik pertama dibawah memberikan ilustrasi kinerja saham-saham di dunia yang terwakili oleh DJIA. Dengan mudah kita bisa melihat bahwa kinerja DJIA cenderung menurun dari kisaran angka 12,500 ke kisaran 11,500 dalam lima tahun terakhir, sebaliknya pada periode yang sama harga emas melonjak dari kisaran angka US$ 600-an/ozt ke kisaran angka mendekati US$ 1,800/ozt.

Emas vs Dow
Emas vs Dow
Artinya untuk jumlah emas yang sama yang Anda miliki lima tahun lalu, rata-rata akan mendapatkan tiga kali jumlah saham yang lebih banyak bila Anda belanjakan untuk membeli saham-saham perusahaan kelas dunia di bursa internasional. Grafik kedua dibawah menggambarkan hal ini dalam bentuk trend Dow Gold Ratio.

Dow Gold Ratio
Dow Gold Ratio
Lantas bagaimana kinerja saham yang ada di Indonesia ?. Rata-rata lima tahun terakhir memang lebih baik dari saham di bursa global, namun tetap belum bisa melebihi kinerja emas dalam periode yang sama. Lebih jauh lagi dalam grafik dibawah, kita bisa tahu bahwa kinerja saham ternyata lebih berfluktuasi atau lebih beresiko ketimbang emas. Artinya trend lima tahun terakhir masih sejalan dengan trend yang lebih panjang yang dikaji oleh Ibu Sri Pangestuti dalam thesisnya tersebut diatas, bahwa emas memberikan hasil lebih baik dan dengan resiko yang lebih kecil.

Emas vs IHSG
Emas vs IHSG
Tetapi bagaimana dengan sektor riil bila orang terus rame-rame pindah ke emas ?, inilah yang sering saya sampaikan bahwa emas hanyalah untuk mempertahankan nilai agar hasil jerih payah kita tidak tergerus oleh inflasi. Investasi idealnya adalah bila kita bisa memutar sendiri dana kita di sector riil dengan baik, insyaallah hasilnya akan lebih baik dari emas dan otomatis akan lebih baik dari saham karena ternyata saham tidak lebih baik dari emas seperti yang ditunjukkan oleh grafik-grafik tersebut diatas.

Inilah jawaban saya untuk Anda yang masih menanyakannya. Wa Allahu A’lam.

Senin, 21 November 2011

Bankir-bankir Eropa Mulai Stres

Nurul Qomariyah - detikFinance 




Ilustrasi (Foto: Reuters)


London - Krisis di Eropa mulai membuat para bankir stres, depresi dan insomnia. Bankir-bankir yang tak kuat menghadapi kuatnya tekanan akibat krisis akhirnya memilih untuk mengundurkan diri. 


Fenomena bankir-bankir stres setidaknya sudah terlihat di London. Salah satunya adalah yang dialami chief executive Lloyd Banking Group, Antonio Horta-Osario yang mengumumkan pengunduran diri dari posisinya pada akhir tahun karena 'alasan medis'.

Laporan-laporan menunjukkan, direktur kelahiran Portugal yang bergaji 1 juta poundsterling atau sekitar Rp 11 miliar per tahun itu menderita kelelahan setelah 6 bulan memegang jabatan tertinggi di bank yang di-bailout itu.

Pengumuman yang mengejutkan itu muncul berbarengan dengan sektor finansial yang berjuang dengan perkembangan terakhir dari krisis utang kawasan Eropa, meningkatnya kegelisahan investor dan membuat saham bank raksasa itu ambles.

Kasus Horta-Osario itu menurut Dr Michael Sinclair, direktur klinik City Psychology Group, semakin memperkuat trend yang mengkhawatirkan diantara para bankir. Dr Sinclair telah merawat pasien dari kantor-kantor di City and Canary Wharf yang merupakan pusat bisnis kedua di London.

"Jelas sekali ada kenaikan (pasien) menyampaikan kepada kami kondisi yang berkaitan dengan stres, sumber keseluruhan dari penyimpangan kekhawatiran dan depresi," ujar Sinclair seperti dikuti dari AFP, Senin (20/11/2011).

Ia menyalahkan gejolak ekonomi terkini sebagai penyebab meningkatnya kasus sakit yang berhubungan dengan stres, yang dapat menyebabkan berbagai gejala psikis termasuk sakit kepala, sakit punggung, kondisi jantung dan insomnia.

"Sejak resesi, segala sesuatu telah berubah," ujar Cary Cooper, profesor psikologi dan kesehatan dari Lancaster University 

Seiring krisis yang semakin dalam, Cooper mengatakan kegelisahaan soal pekerjaan merupakan sumber dari kekhawatiran pekerja. Sebagian dari mereka yang mengingat trauma dengan yang terjadi pada September 2008 ketika pekerja Lehman Brothers di London kehilangan pekerjaannya hanya dalam semalam.

Studi terbatu dari institut riset Centre for Economics and Business Research (CEBR) menambah kekhawatiran para pekerja sektor finansial. CEBR memperkirakan lebih banyak tenaga kerja sektor finansial yang di-PHK pada tahun ini, sehingga jumlah pekerjanya akan turun hingga lebih rendah dari era tahun 1998.

Krisis memang menyebabkan sejumlah bank-bank besar di Inggris melakukan PHK. Yang terbaru adalah bank terbesar Italia, UniCredit mengumumkan rencananya untuk mem-PHK 5.200 karyawan dalam beberapa tahun ke depan.

Selasa, 15 November 2011

Kemana Harga Emas Akhir Tahun 2011…?

Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 15 November 2011 06:31
Krisis di Eropa sejak beberapa bulan lalu mulai membawa korbannya, dua pemimpin negara terpaksa mundur bulan ini yaitu di Yunani George Papandreou digantikan oleh Lucas Papademos, dan tidak lama kemudian  di Italy Perdana Menteri Silvio Berlusconi terpaksa mundur digantikan sementara  oleh Mario Monti. Krisis di Eropa ini nampaknya masih akan terus membawa korban, tetapi korban-korban berikutnya kemungkinan sudah bukan para pemimpinnya sendiri melainkan para pemain pasar dan pelaku usaha.

Ketidak pastian ekonomi yang luar biasa di Eropa ini sementara akan ‘menyembunyikan’ masalah yang tidak kalah besarnya di Amerika. Dua ekonomi besar yang sama-sama buruk (Uni Eropa dan Amerika) inilah yang akan terus mengguncang pasar dalam beberapa pekan kedepan setidaknya sampai akhir tahun.

Terhadap harga emas dunia yang dinilai dalam US Dollar, krisis tersebut akan memiliki pengaruh berbeda untuk jangka pendek dan jangka panjang. Bila krisis di Eropa yang meningkat, awalnya pasar emas merespon naik karena investor membutuhkan safe heaven untuk mengamankan aset-asetnya, namun ketika krisis terus memuncak dan mereka membutuhkan alat transaksi untuk tetap menjalankan usahanya – maka mereka akan berburu Dollar yang berakibat pada turunnya harga emas oleh dua sebab yaitu naiknya daya beli Dollar dan meningkatnya supply emas (karena banyak yang menjualnya).

Pasca puncak krisis di Eropa , harga emas akan terus meningkat karena daya beli uang kertas yang menurun disebabkan oleh metode penyelesaian krisis melalui pencetakan uang dalam jumlah besar dengan berbagai sebutannya.

Krisis yang sama bila terjadi di US juga akan memiliki pola yang mirip terhadap harga emas dunia, hanya fluktuasi menurunnya harga emas di puncak krisis tidak sehebat krisis yang sama di Eropa. Hal ini karena penyebab penurunan harga emas di puncak krisis Amerika - ketika orang membutuhkan likwiditas - ter-offset  oleh penurunan daya beli US$ itu sendiri.

Untuk memudahkan pemahaman pengaruh krisis Eropa dan Amerika ini terhadap harga emas dapat dilihat di ilustrasi grafik dibawah.

Pengaruh Krisis Terhadap Harga Emas Dunia 
Lantas apa maknanya grafik ini terhadap harga emas dalam jangka pendek sampai akhir tahun 2011 ini ?. Karena yang lebih dominan sampai beberapa pekan ke depan nampaknya masih krisis Eropa, maka harga emas masih cenderung berfluktuasi mengikuti garis biru – artinya bisa berfluktuasi menurun yang kuat sebelum kemudian baru naik melebihi angka tertinggi sebelumnya.  Jadi sampai akhir tahun kemungkinan besarnya harga emas tidak akan terlalu tinggi, range perkiraan saya sendiri hanya akan berkisar di angka US$ 1,800/Ozt.

Dalam setahun sampai dua tahun kedepan, dua pengaruh jangka panjang krisis Eropa dan Amerika akan berjalan bersama – yaitu sama-sama menurunkan daya beli uang mereka – saat itulah harga emas kembali melonjak sebagaimana melonjaknya harga emas tahun ini yang tidak lepas dari efek jangka panjang Quantitative Easing I di Amerika pada saat mereka mengatasi krisis 2008. Jadi kalau Anda mengharapkan harga emas melampaui US$ 2,000/Ozt, kemungkinan Anda harus sabar menunggu sampai tahun 2012 atau bahkan 2013.

Sejarah akan terus berulang , bagi yang mau belajar dari sejarah itu insyaAllah akan bisa mengambil manfaatnya dan menghindari dampak buruknya , sebaliknya bagi yang tidak mau belajar dari sejarah akan terjatuh di lubang yang sama lagi dan lagi. Wa Allahu A’lam.

Jumat, 11 November 2011

Mencita-citakan Generasi Shalahuddin, Mulai Dari Generasi Gusjigang…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 11 November 2011 08:36 
Enam tahun lalu ada film terkenal yang berjudul Kingdom of Heaven (2005), yang meskipun dibuat oleh orang diluar Islam – tetapi sedikit banyak menguak kebesaran kepemimpinan Islam dibawah tokohnya Shalahuddin al- Ayyubi.  Dalam sejarah Islam sendiri, Shalahuddin memang salah satu tokoh yang amat  sangat penting perannya karena dibawah kepemimpinannya-lah Baitul Maqdis kembali ke tangan Islam – setelah lebih dari satu genarasi berada dalam cengkeraman kaum salib .  Tetapi seorang Shalahuddin bukanlah pemimpin yang ujug-ujug turun dari langit, dia adalah produk sebuah generasi.

Awalnya adalah Al-Ghazzali yang hidup di jaman keterpurukan Islam itu, dia berusia sekitar sekitar 42 tahun ketika Maitul Maqdis ditaklukkan tentara salib. Maka ulama besar yang kemudian disebut sebagai Hujjatul Islam Al- Ghazzali ini men-diagnosa kondisi umat Islam saat itu, mengapa sampai bisa sedemikian terpuruknya sehingga puncaknya dengan mudah bisa ditaklukkan oleh tentara salib.

Dia menemukan saat itu umat terpecah belah oleh fanatisme mazhab dan golongan, fungsi ulama berubah yang tadinya guru dan penasihat para penguasa malah menjadi alat politik dan bawahan para penguasa, dan kecintaan pada harta menimbulkan perilaku menyimpang baik cara perolehan maupun penggunaannya. Ini semua yang kemudian menimbulkan kerusakan ekonomi , sosial dan politik – yang kemudian melemahkan dunia Islam secara keseluruhan dalam menghadapi serangan-serangan kaum salib.

Menghadapi kerusakan-kerusakan yang meluas saat itu, orang-orang yang tulus ingin menjaga agamanya menempuh berbagai cara.  Ada yang kemudian secara pasif mengasingkan diri menjauhi pengaruh buruk dari kerusakan yang meluas; ada yang menjauh dari lingkungan yang penuh syubhat untuk dapat berbenah diri, mengevaluasi pemikiran dan konsepnya, kemudian kembali ke tengah masyarakat untuk melakukan al amr bil ma’ruf wan nahy ‘an al munkar – menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Cara yang kedua inilah yang ditempuh oleh Al-Ghazzali.

Al-Ghazzali kemudian berusaha memproduksi generasi baru para ulama dan pendidik (murabbi), melahirkan system baru dalam pendidikan dan pengajaran, menghidupkan misi al amr bil ma’ruf wan nahy ‘an al munkar, mengingatkan pemerintah yang dzalim, menyerukan keadilan sosial, sampai pada memberantas aliran-aliran dan pemikiran sesat yang memang juga sudah ada saat itu.

Untuk merealisasikan upaya tersebut Al-Ghazali merumuskan system pendidikan baru yang kemudian diterapkan di madrasahnya. Konsep  pendidikan Al-Ghazali inilah yang kemudian diteruskan oleh Syaikh Abdul Qadir al Jilani di Madrasah Al-Qadiriyah – di pusat kota Bagdad yang memfokuskan kegiatannya pada tiga hal.

Pertama pada upaya untuk mencetak lulusan yang siap memegang tampuk pimpinan perjuangan Islam dan menyebarkan misi al amr bil ma’ruf wan nahy ‘an al munkar,  kedua membangun koordinasi antar madrasah dan ketiga membuat modul , strategi, program pendidikan dan dakwah.

Dari upaya penyiapan generasi baru yang panjang melalui madrasah-madrasah tersebut-lah kemudian lahir pemimpin umat Nuruddin Zanki yang kemudian melahirkan ‘anak didik’ Shallahudin Al –Ayyubi. Diperlukan waktu sekitar 90 tahun sejak suatu generasi dipersiapkan, sampai menghasilkan buahnya yang sekaliber Shalahuddin ini.

Suatu masa keterpurukan yang panjang yang mendahului lahirnya generasi Shalahuddin tersebut sesungguhnya sangat mirip dengan apa yang kita alami di jaman ini. Kini umat Islam terpecah bukan hanya oleh mazhab, golongan dan aliran; tetapi juga oleh partai-partai.

Dampak perpecahan ini berakibat serius pada hubungan politik, sosial, peribadatan dan sampai pula pada ekonomi.  Kita menjadi terlalu lemah untuk bisa melawan isu-isu yang seharusnya bisa dihadapi bersama seperti  perusakan aqidah, pemurtadan dan penguasaan/penjajahan umat oleh kekuatan di luar Islam baik dibidang poltik, pemikiran, budaya dan tentu yang paling dasyat ekonomi.

Sesungguhnya di negeri ini sudah pernah diupayakan perubahan serupa dengan yang dilakukan oleh Al-Ghazzali yang sampai melahirkan generasi Shalahuddin – tetapi dalam tingkatan yang lebih sederhana. Konon sekitar tahun 1500-an Sunan Kudus merumuskan suatu generasi yang hendak dihasilkannya yang disebut generasi Gusjigang – yang artinya berperilaku bagus, pandai mengaji dan pandai pula berdagang. Target pencapaian generasi yang Gusjigang ini pulalah yang menjelaskan antara lain mengapa masjid Kudus  berada di dekat pasar.

Kalau toh target penyiapan generasi sekwalitas generasi Shalahuddin perlu waktu yang lebih panjang dan effort yang luar biasa dari seluruh komponen umat yang mau bersatu, barangkali kita bisa mulai dengan yang kita bisa di lingkungan kita.

Mengajari anak-anak dan remaja di sekitar untuk beraklak bagus, melalui cara mengaji (termasuk pemahaman dan pengamalannya tentu saja), sambil juga diajari berdagang – maka insyaallah perjalanan panjang perbaikan generasi ini akan juga bisa kita mulai, selebihnya kita serahkan kepadaNya, sampai dimana nanti perbaikan ini akan menghasilkan buahnya yang berarti. InsyaAllah…