- Published on Tuesday, 16 April 2013 05:47
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Ada Joke yang dimulai dengan pertanyaan : ‘mengapa anjing suka mengibaskan ekornya ?’, jawabannya adalah ‘karena anjing lebih cerdas dari ekornya’.
Kalau saja si ekor lebih cerdas dari anjingnya maka bisa jadi si
ekorlah yang mengibaskan anjing – bukan sebaliknya. Perandaian ini yang
kemudian dalam bahasa Inggris memunculkan idiom ‘Wag the Dog’ – si ekor yang mengibaskan anjingnya. Fenomena penurunan harga sangat tajam yang terjadi di pasar emas global dalam beberapa hari terakhir adalah fenomena yang mirip dengan ‘Wag the Dog’ ini
Dalam bahasa Inggris idiom ‘Wag the Dog’
adalah untuk menggambarkan pengelabuan perhatian secara sengaja dari
sesuatu yang besar dan nyata kearah sesuatu yang direkayasa dan tidak
nyata.
Idiom tersebut bahkan diangkat menjadi sebuah film komedi terkenal di tahun 1997 dengan judul ‘Wag the Dog’.
Film ini tentu saja fiksi tetapi nampaknya terinspirasi oleh beberapa
kejadian sesungguhnya di Amerika dalam suatu era pemerintahan beberapa
tahun sebelumnya. Diceritakan disitu bahwa bagaimana seorang incumbent president
yang sedang akan mencalonkan kembali untuk periode kedua kalinya,
melakukan segala cara untuk sekedar memperbaiki namanya yang telah rusak
oleh skandal perempuan.
Agar
perhatian publik beralih dari skandal yang dialaminya, sang presiden
menunjuk team khusus untuk membuat serangkaian berita yang dapat
mengalihkan perhatian publik. Lebih dari itu berita ini harus bisa
membalik arah membuat sang incumbent president menjadi pahlawan bagi negerinya.
Maka
team khusus tersebut mendekati seorang produser di Hollywood untuk
memalsukan sebuah perang. Dipilihlah negeri kecil yang jauh antah
berantah sebagai musuhnya – yaitu Albania. Dibuatlah alasan perang
dadakan ini bahwa Albania seolah menjadi sarang teroris sehingga perlu
diserang secara tiba-tiba.
Tetapi
perang, kejadiannya, tokoh-tokoh-nya semua rekaan Hollywood dan dibuat
di dalam sebuah studio film. Ketika film ‘berita perang’ ini kemudian
didistribusikan di media masa, semua media memuatnya lengkap dengan
berbagai bumbu-bumbu seolah kejadian perang tersebut bener-bener nyata, dan publik-pun mempercayainya.
Message-nya
adalah, bahkan ‘sebuah perang’ bisa dibuat dalam studio dan cukup untuk
membalik arah dari tokoh yang sebenarnya tidak lagi layak pilih karena
kelakuannya, tiba-tiba berubah menjadi pahlawan nasional yang layak
untuk memimpin negeri. Sebuah cerita reka-an yang mampu menggerakkan
publik utuk memilih presiden – yang sesungguhnya sudah tidak lagi layak
memimpin.
Lantas
apa kaitannya cerita ‘Wag the Dog’ tersebut dengan runyamnya harga emas
beberapa hari terakhir ?. Coba seandainya Anda merem dan menutup
telinga. Tidak melihat/membaca berita dan tidak pula mendengarnya
melalui radio. Kemudian di hadapan Anda disajikan fakta yang
sesungguhnya yaitu sebongkah emas fisik dan segepok uang kertas Dollar.
Mana yang Anda pilih ?, hampir pasti kebanyakan orang akan memilih emas.
Tetapi
sekarang buka mata dan telinga Anda, baca seluruh berita dan analisa.
Kemudian disajikan kembali kepada Anda sebongkah emas fisik dan segepok
uang kertas Dollar. Maka untuk saat ini mungkin pilihan Anda akan
berubah, Dollar akan mengkin menjadi pilihan Anda saat ini. Mengapa ?
Karena somewhere di luar sana ada yang lagi membuat ‘film perang di dalam studio’ – ada yang lagi membuat ‘Wag the Dog’.
Segelintir pemain yang membuat skenario kejatuhan harga emas dunia
untuk kepentingan mereka – menutupi kondisi ekonomi dan moneter dunia
yang sesungguhnya. Dan sayangnya ketika ‘film dari studio’ ini diputar –
seluruh pasar mempercayainya – sehingga harga emas bener-bener jatuh !.
‘Film dari studio’ ini bercerita tentang dihentikannya Quantitative Easing dari the Fed-nya
Amerika, tentang Cyprus yang harus menjual cadangan emas negerinya
untuk bisa sekedar survive dari keterpurukannya, negeri-negeri lain yang
seolah akan harus mengikuti jejak Cyprus untuk menjual cadangan emasnya
dlsb.dlsb. semua ceritanya lengkap dan cukup untuk ‘Wag the Dog’ seluruh pasar emas dunia.
Tetapi
apakah semua pemain pasar akan termakan propaganda tersebut ? Nampaknya
tidak. Pemain sekaliber HSBC misalnya, di tengah kepanikan jual di
pasar emas kemarin merilis pernyataan tentang posisinya bahwa emas tetap menjadi portfolio yang menarik untuk diversifikasi aset dan pelindung terhadap skenario inflasi tertentu. “Terlepas
dari jatuhnya harga emas ini, kami tidak akan meniadakan pentingnya
emas dalam portfolio aset keseluruhan kami. Kami tetap mempertahankan 8 %
posisi emas taktis di dalam alokasi aset kami” kata mereka di HSBC.
HSBC rupanya tidak ikut terkibaskan oleh skenario ‘Wag the Dog’-nya
segelintir pemain yang ‘mengatur’ kejatuhan harga emas dunia ini.
Dengan pandangan jernih pula, insyaAllah kita tidak akan ikut
'terkibaskan' oleh skenario yang sama - kita tahu siapa yang sesungguhnya layak memimpin dunia dalam jangka panjang - emaskah ? atau Dollar ?.