- Friday, 14 September 2012 05:36
- Oleh : Muhaimin Iqbal
Beberapa jam lalau the Fed-nya Amerika mengumumkan program penggelembungan balance sheet-nya yang ketiga dalam empat tahun terakhir. Program yang oleh pasar disebut Quantitative Easing (QE) ini oleh the Fed sendiri disebutnya sebagai Large Scale Asset Purchase (LSAP).
Apapun penyebutannya apakah QE atau LSAP, itu tidak penting bagi kita –
tetapi yang penting untuk kita ketahui adalah apa makna ini semua bagi
kemakmuran kita.
Setiap kali QE diluncurkan, the Fed sejatinya sedang memperkaya diri (menggelembungkan balance sheet-nya). Dengan apa ?, dengan uang baru yang dicetaknya dari awang-awang. Karena adanya sejumlah ‘uang baru’ ini supply uang di pasar bertambah sedangkan sisi demand-nya yaitu transaksi barang dan jasa yang membutuhkan uang tersebut tidak serta merta bertambah dengan proporsi yang sama.
Walhasil seperti hukum supply and demand pada umumnya, ketika supply melebihi demand maka harga jatuh. Karena supply itu kali ini adalah uangnya the Fed yaitu US$,
maka setiap kali QE dilakukan – selalu diikuti dengan kejatuhan nilai
tukar US$ itu terhadap barang dan jasa. Itulah sebabnya beberapa menit
setelah pengumuman the Fed semalam, harga emas langsung
melonjak di atas US$ 1,660/ozt. Harga emas dunia dalam Dollar merupakan
indikator paling akurat untuk melihat penurunan daya beli Dollar
terhadap komoditi riil seperti kebutuhan kita sehari-hari.
Kalau
QE 1 membawa harga emas dari kisaran US$ 800-an ke angka US$ 1,200-an
dalam periode dua tahun kemudian (2008-2010) ; kemudian QE 2 membawa
harga emas dari kisaran US$ 1,200 ke US$ 1,600 (2010-2012); maka berapa
harga emas akan dilambungkan oleh QE 3 ini ?, tebakan yang paling mudah
adalah US$ 2,000 sampai dua tahun mendatang (2012-2014).
Namun ada perbedaannya antara QE sekarang dengan dua QE sebelumnya. Bila dua QE sebelumnya sudah diberi batasan nilai masing-masing US$ 600 milyar, maka QE sekarang dibuat dalam open-ended statement yang berbunyi “…will continue until economic conditions improve - …akan terus dilakukan sampai kondisi ekonomi membaik”. Artinya the Fed dapat terus menggelembungkan asset-nya kapan saja dan berapa saja yang mereka butuhkan sampai ekonomi Amerika Serikat dipandangnya cukup membaik.
Dengan QE yang tidak diberi batasan atau di pasar disebut QE-infinity
ini, dampak QE kali ini terhadap inflasi barang-barang atau yang
terwakili oleh harga emas-pun menjadi tidak terbatas. Bila pelaksanaan
QE itu ‘dicicil’ perbulan, maka setiap bulan akan ada motor penggerak
inflasi baru ya EQ tadi.
Tetapi
apakah penurunan daya beli US$ akan serta merta diikuti dengan
penurunan daya beli uang lain di dunia seperti Rupiah ?, seharusnya
memang tidak. Bila US$ daya belinya turun – Rupiah mestinya tidak harus
ikut turun. Namun karena cadangan devisa kita juga tersimpan dalam US$
yang kini nilainya mencapai sekitar US$ 109 milyar, transaksi ekpor
–impor kita mengunakan US$ dlsb. maka langsung ataupun tidak langsung
dampak penurunan daya beli US$ itu akan mengimbas pada uang Rupiah kita
juga.
Lantas
bagaimana agar jerih payah kita semua tidak terus tergerus daya belinya
oleh inflasi yang nampaknya akan berslangsung secara ‘infinity’
tersebut di atas ?. Yang terbaik adalah mengamankan hasil jerih payah
kita dalam bentuk benda riil – yang nilainya terbawa pada benda itu
sendiri, bukan nilai di atas kertas.
Apa
contohnya ?, yang terbaik adalah barang dagangan bila Anda pandai
berdagang – karena disamping nilainya terjaga, ketika berputar barang
dagangan tersebut memberikan hasil.
Bila
Anda belum pandai berdagang, pilihan berikutnya adalah asset produktif
seperti ruko yang disewakan, asrama, kantor dan lain sebagianya.
Investasinya sendiri mampu mempertahankan nilai (tanah dan bangunan), hasil sewanya menjadi pendapatan rutin bagi pemiliknya.
Di antara asset produktif yang juga kami rekomendasikan
adalah sawah atau kebun yang dimakmurkan dengan berbagai tanaman di
atasnya. Tanah sawah atau kebunnya sendiri merupakan asset yang mampu
mempertahankan nilai, panenan dari tanaman di atasnya menjadi hasil
investasi yang menjanjikan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Berkebun
memiliki nilai lebih yang tidak terhitung dengan uang, bukan hanya
mempertahankan nilai dan memberikan hasil panenan – berkebun ikut
menyediakan/mempertahankan udara bersih dan mempertahankan cadangan air
yang keduanya sangat dibutuhkan untuk kelangsungan umat manusia di muka
bumi ini. Barangkali ini pula
hikmahnya mengapa kita tetap disuruh menanam benih yang ada di tangan
kita meskipun seandainya rangkaian peristiwa hari kiamat sudah mulai.
Bila berdagang belum bisa, berkebun-pun belum memungkinkan – maka pilihan berikutnya yang mudah dan proven
ya dengan apa yang kita perkenalkan di situs ini yaitu Dinar. Anda yang
mengikuti pergerakan Dinar ini sejak sebelum QE 1, Anda tahu bahwa
nilai Dinar Anda sudah melonjak lebih dari dua kalinya ?, itu
menunjukkan bukti bahwa emas terbukti mampu dengan sangat baik
mempertahankan nilai ketika mata uang kertas di seluruh dunia mengalami
penurunan daya belinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar