Kamis, 21 Februari 2013

Emas Di Persimpangan Jalan…

Oleh : Muhaimin Iqbal 
 
Semalam harga emas dunia jatuh ke titik terendah selama sekitar 7 bulan terakhir. Penyebab utama kejatuhannya masih sama dengan penyebab kenaikannya selama lima tahun terakhir – yaitu keputusan Federal Reserve Amerika yang terkait dengan strategy Quantitative Easing (QE)-nya. Ketika QE dilakukan 2008, 2010 dan 2012 ketiganya mendorong harga emas ke atas, dan sebaliknya kini ketika QE diperdebatkan kelangsungannya – maka harga emas jatuh. Selanjutnya akan kemana harga emas  ?



Hari-hari ini harga emas berada di persimpangan jalan yang dalam bahasa orang pasar modal disebut death cross atau persimpangan kematian. Saya sendiri kurang setuju dengan penyebutan semacam ini karena mendramatisir situasi membuatnya seolah lebih buruk dari yang sesungguhnya. Saya  lebih suka menyebutnya persimpangan jalan atau cross road, karena lebih akurat menggambarkan situasi yang sesungguhnya.



Death cross atau cross road ini adalah situasi dimana rata-rata jangka yang lebih pendek (misalnya rata-rata bergerak 50 harian atau 50 DMA) turun melewati rata-rata bergerak jangka yang lebih panjang (misalnya rata-rata bergerak 200 harian atau 200 DMA).



Penyebutan death cross lebih pada pandangan pesimistik bahwa setelah ini harga akan terus turun. Saya menyebutnya cross road karena setelah ini harga emas bisa turun lagi dan bisa pula balik naik tergantung pada time-frame  dan berbagai faktor lainnya.


Untuk kemungkinan turun, secara kwantitatif perhatikan grafik harga emas dibawah dalam US$ yang memang sedang menuju death cross-nya. Adapun secara kwalitatif setidaknya ada dua faktor yang mendorongnya turun (lagi) yaitu pertama US$ yang sedang menguat relatif terhadap sejumlah mata uang pembandingnya, kedua hasil rapat FOMC yang memperdebatkan kelangsungan Quantitative Easing tersebut di atas – yang kemungkinan juga akan berlanjut pada rapat FOMC berikutnya di bulan Maret 2013 ini.

Source : StockCharts.com



Untuk kemungkinan naik, secara kwantitatif saya ambil data harga emas di Indonesia yang terjadi selama lima tahun terakhir seperti pada grafik di bawah. Perhatikan bahwa death cross bukan merupakan akhir dari perjalanan naik harga emas. Dia merupakan koreksi untuk beberapa  bulan sebelum akhirnya balik ke trend semula.


Source : GeraiDinar's Gold Statistics



Secara kwalitatif-nya adalah faktor fundamental ekonomi Amerika yang masih dibebani dengan hutang, yang kemungkinan menjadi isu besar lagi manakala eksekutif dan legislatif mereka berdebat dalam menentukan plafon pinjaman di bulan Mei 2013 nanti.



Peluang harga emas kembali naik dalam Rupiah juga dimungkinkan oleh dua faktor  yaitu pertama menguatnya Dollar akan membuat nilai tukar Rupiah keteter mengejarnya – sehingga penurunan harga dalam Dollar akan ter-offset sebagian oleh pelemahan Rupiah terhadap Dollar. Kedua adalah faktor ketidak pastian politik menjelang pemilu legislatif dan eksekutif 2014, situsi politik ini kemungkinan akan berpengaruh pada melemahnya Rupiah yang berarti juga menaikkan harga emas.



Intinya adalah, penurunan harga emas yang significant dalam beberapa hari terakhir masih mungkin untuk terus turun lagi – namun peluang kembalinya naik juga dimungkinkan dalam beberapa bulan kedepan seperti statistik yang saya sajikan pada grafik 5 tahunan tersebut di atas.



Walhasil saran saya tetap sama dengan saran-saran sebelumnya, yaitu jangan berspekulasi dengan emas !. Wa Allahu A’lam.