Jumat, 23 September 2011

Sang Guru…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Jum'at, 23 September 2011 05:58
Hampir tiga tahun lalu, tepatnya tanggal 5 Oktober 2008 – seorang gadis kecil Indonesia mengalami musibah yang luar biasa di negeri antah berantah nan jauh  - Syria. Dia terjatuh dari ketinggian sekiar 15 meter dan terbanting-banting di anak tangga ampiteater Roma di Busrah. Akibat kecelakaan ini gadis kecil tersebut mengalami pendarahan otak yang sangat hebat, dia harus menjalani berbagai pembedahan otak dan merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya sampai berbulan-bulan kemudian.  Pada saat pendarahan masih menguasai otaknya sehingga kesadarannya timbul tenggelam, gadis kecil ini lirih berdoa : "Ya Allah, jangan matikan aku sebelum aku selesai menghafal Al-Qu’ran...".

Dengan tekad yang luar biasa inilah gadis kecil tersebut berjuang melawan sakit di kepala yang tidak kunjung henti, terkadang dia harus menjeduk-jedukkan kepalanya di tempat tidur untuk mengimbangi rasa sakit yang sangat di dalam kepalanya.

Beratnya komitmen untuk menghafal Al-Qur’an yang dialami oleh gadis kecil ini juga jauh diatas beban manusia pada umumnya, betapa frustasinya dia ketika hafalan ayat-ayat Al-Qur’an seolah timbul tenggelam di kepalanya silih berganti dengan rasa sakit yang bisa tiba-tiba muncul kapan saja. Tetapi dia terus  belajar dan terus menghafal nyaris tanpa henti, dia hanya berhenti menghafal ketika sakit kepalanya sudah tidak tahan lagi.

Allah dan para malaikatnya  rupanya menyaksikan betapa kuatnya niat gadis kecil ini untuk menghafal Al-Qur’an, pada bulan Mei 2010 oleh ustadzah-nya dia dibimbing untuk menyelesaikan ujian tahfiz setengah Al-Qur’an (15 Juz) dengan seorang syeikh Qura di Damascus. Gadis kecil ini-pun lulus dan memperoleh syahadah (ijazah) sanad bacaan Al-Qur’an yang sampai kepada Ali bin Abi Talib Radhiallahu 'Anhu, dan tentu saja sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam.

Tidak berhenti di sini, gadis kecil tersebut mencanangkan niatnya untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur’an penuh 30 juz pada Ramdhan 1432 H. Maka target ini hanya meleset kurang lebih 3 pekan ketika pada  tanggal 19 Syawwal 1432 H /19 September 2011 kemarin gadis kecil ini menyelesaikan hafalannya yang 30 juz, diiringi sujud syukur orang tuanya. Allahu Akbar…

Atas permintaan kedua orang tuanya yang tawadhu’, saya tidak bisa ungkapkan nama gadis kecil ini.  Tetapi bagi para gadis kecil – gadis kecil lainnya yang belajar Al-Qur’an di Madrasah Al-Qur’an Daarul Muttaqiin Lil-Inaats (Pesantren Putri) – Jonggol, gadis kecil penghafal Al-qur’an ini kini menjadi salah satu guru atau mudarrisah ( ustadzhah) mereka.

Bahkan bukan hanya bagi anak-anak putri yang belajar Al-qur’an di madrasah tersebut dia menjadi guru, gadis kecil penghafal Al-qur’an ini juga layak untuk menjadi guru bagi kita semua para orang tua.

Guru dalam hal menyikapi musibah, guru dalam hal menghadirkan Allah dalam mengatasi persoalan kita, guru dalam mengisi hidup dengan Al-Quran, guru dalam merealisasikan niat, guru dalam menjaga komitment, guru dalam syukur dan syabar.

Bila gadis kecil dengan beban sakit kepala yang luar biasa ini bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an-nya 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, berapa banyak yang sudah kita hafal ?, berapa banyak yang kita niatkan untuk menghafalnya di sisa usia kita ?, seberapa kuat niat kita untuk mengamalkannya ?.  Kita tahu persis jawabannya untuk diri kita masing-masing.

Maka memang tidak berlebihan kalau saya menyebut gadis kecil itu kini sebagai  Sang Guru…!. Semoga Allah dan para malaikatNya terus mendampingimu hingga dewasa dan menjadi guru dan sumber inspirasi untuk memperbaiki anak-anak (dan para orang tua) dunia…InsyaAllah.

Kamis, 22 September 2011

Rupiah Oh Rupiah…

Oleh Muhaimin Iqbal    
Kamis, 22 September 2011 07:33


Rupiah nampaknya sedang diuji, setelah kurang lebih tujuh bulan sejak Februari lalu Rupiah mampu bertahan dibawah Rp 9,000/US$ - semalam bergejolak dalam range yang sangat lebar dari kisaran Rp 8,800 –an sampai Rp 9,300-an per US$. Perjuangan penyelamatan Rupiah kemungkinan akan terus berlangsung hingga hari ini dan hari-hari mendatang, sehingga fluktuasi yang tajam mungkin belum akan mereda. Pelemahan nilai tukar semalam juga terjadi di hampir seluruh mata uang regional kita, tetapi pada umumnya memang tidak se-fluktuatif Rupiah.

Perhatikan grafik pergerakan Rupiah terhadap US$ dalam 24 jam terkahir yang saya ambilkan datanya dari Yahoo Finance.  Dua kali penguatan tajam di sekitar jam 3 PM dan jam 5 PM waktu GMT bisa jadi karena ada upaya keras untuk meredam pelemahan Rupiah. Bahwasanya kemudian kembali ke angka Rp 9,300-an per US$ hingga pagi ini, ini menunjukkan kondisi pasar yang sesungguhnya – pasar yang tidak mudah dilawan.
 
Source : Yahoo Finance

Saya sendiri berharap upaya penyelamatan Rupiah ini terus dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang di negeri ini – agar uang kita masih tetap bernilai tinggi, karena realitanya mayoritas penghasilan kita dalam bentuk Rupiah.

Bila Grafik Rupiah 24 jam terakhir tersebut diatas kita sandingkan dengan grafik mata uang regional lainnya, kita akan dapat memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. Di antara negara tetangga yang kemungkinan juga melakukan upaya penyelamatan nilai tukarnya adalah Philippine, grafik penguatan Peso mereka pada akhir perdagangan semalam menjadi indicator intervensi pihak berwenang mereka.
 
Source : Yahoo Finance

Lantas bagaimana dampak fluktuasi Rupiah ini pada harga emas atau Dinar ?. Seperti yang saya ungkapkan dalam tulisan “Harga Emas Bukan Harga Cabe…”, harga emas internasional semalam turun drastis ke kisaran angka US$ 1,780-an per troy ounce.  Hanya saja karena Rupiahnya yang melemah significant tersebut diatas – efek resultante-nya harga emas dan Dinar juga naik secara significant dalam Rupiah.

Bila fluktuasi harga masih seperti semalam yang mencapai rentang 5 % - terlihat dari grafik Rupiah biru dari – 1.5 ke + 3.5 ; maka ada kemungkinan kami akan meng-override ‘auto pilot’ engine harga emas dan Dinar kita – agar tidak menjadi ajang spekulasi.

Rentang yang kami anggap aman untuk tidak menjadi ajang spekulasi adalah 4 % yaitu perbedaan antara harga jual dan harga beli, oleh karenanya bila harga turun atau naik melebihi rentang 4 % - kemungkinan akan ada harga antar waktu – yaitu harga yang kami update diantara waktu-waktu update yang rutin jam 06.30, 12.30 ; 18.30 dan 00.30.

Semoga Rupiah masih akan berdaya…!. Amin.

Rabu, 21 September 2011

Warga PKS Amalkan Dinar Dirham

Ada berita yang sangat menggembirakan: kalangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai menggunakan Dinar dan Dirham untuk muamalat.Tak lagi sebatas wacana. 

Memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan 1432 H lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), semakin menggiatkan kepedulian kepada masyarakat. Salah satunya berkerja sama dengan Yayasan Islam Karunia, CIlandak, Jakarta Selatan, menggelar penjualan sembako murah, pelayanan kesehatan gratis dan santunan untuk anak yatim dan dhuafa.

Panitia ditangani oleh DPC PKS Cilandak, Jakarta Selatan. Yang menggembirakan dari kegiatan ini adalah warga dan simpaitan PKS telah menggunakan koin Dirham perak. Sebagaimana diberitakan oleh PKS TV, yang dapat diunduh di alamat berikut http://www.youtube.com/watch?v=WloDYqwE0mQ, kegiatan basar semacam itu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh PKS.

Semoga keteladanan warga PKS Cilandak ini diikuti oleh warga dan simpatisan PKS di seluruh Indonesia lainnya. Dengan demikian maka penggunaan Dinar dan Dirham tidak lagi menjadi wacana para pimpian partai saja, tapi sudah benar-benar diamalkan oleh warganya. Dan semoga langkah PKS ini diikuti oleh partai-partai politik lainnya.

Kejayaan bangsa Indonesia akan kembali melalui pengamalan Dinar dan Dirham.

(001)

Ketika Malaikat Jibril Memanggil Zakaria…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Rabu, 21 September 2011 06:54
Selama lebih dari 12,000 tahun manusia di bumi  bercocok tanam, secara turun menurun mereka mewarisi tradisi untuk mengambil benih terbaik dari tanaman sebelumnya untuk menghasilkan tanaman-tanaman berikutnya yang lebih baik, lebih produktif, lebih tahan hama dlsb. Tradisi ribuan tahun itu kini nyaris mati, karena benih-benih tidak lagi bisa dihasilkan oleh para petani. Benih-benih diproduksi oleh korporasi raksasa dunia dalam kondisi infertile, petani bisa menanam tetapi setiap benih harus dibeli dari korporasi-korporasi tersebut. Ulah para korporasi yang menghasilkan infertile seeds inilah yang mengakhiri siklus pertanian dan mengancam kekersediaan pangan dunia secara berkelanjutan.

Pada tahun 1998 ada sebuah perusahaan di Amerika yang konsentrasinya pada produksi benih kapas. United States Department of Agriculture (USDA) kemudian tahun itu mengumumkan bahwa perusahaan tersebut telah mengantongi patent tentang teknik genetika yang memungkinkan mereka men-disable kemampuan biji kapas untuk menghasilkan benih – alias membuatnya mandul. Bila ditanam hasilnya adalah kapas-kapas yang baik tetapi tidak lagi menghasilkan biji yang bisa ditanam untuk periode berikutnya.

Bukan hanya untuk kapas seperti pada awal pengurusannya, tetapi patent tersebut kemudian juga  meluas ke hampir keseluruhan jenis tanaman. Hanya selang beberapa bulan saja dari pengumuman patent ini, perusahaan pemilik patent tersebut diakuisisi oleh perusahaan produsen benih terbesar di dunia – yang jangkauannya sampai ke Indonesia. Pernah ada kasus hukum tentang perusahaan ini, namun kita tidak pernah mendengar lagi kelanjutannya. Jadi benih-benih mandul tersebut kini juga tersebar luas di Indonesia untuk berbagai jenis tanaman.

Dengan jaringan global yang amat perkasa tersebut, maka tidak heran apabila kita melihat seolah negeri kita – negeri dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia – menjadi tidak berdaya memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Sepertinya ada kesengajaan agar sekitar 240 juta penduduk negeri ini tetap menjadi pasar bagi produk-produk pertanian negara maju.

Lantas apa yang akan kita buat ?, akankah kita membiarkan anak cucu kita terjebak dalam ketergantungan pangannya pada korporasi-korporasi raksasa global yang menguasai perbenihan dan sejenisnya ini ?.

Ada dua langkah yang menurut saya bisa dilakukan untuk membalik arah ini agar korporasi-korporasi raksasa tersebut tidak terus menerus berbuat kerusakan di muka bumi seperti yang kita sudah diberitahu kabarnya oleh Allah “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS 2 : 205).

Langkah pertama adalah langkah-langkah ikhtiari yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya seperti para peneliti, para pengambil keputusan, para pemilik lahan pertanian dlsb. Semenjak para peserta Itikaf Wirausaha menggagas tanaman alfalfa untuk mengatasi ketidak mampuan bangsa ini untuk mengkonsumsi daging secara cukup misalnya, Alhamdulillah sudah ada dua professor yang masing-masing ahli dibidangnya – yang bersedia membantu dalam upaya ini. Ada pula lahan pertanian yang cukup untuk memulai, ada instansi yang sudah siap akan mendukungnya dslb.

Langkah kedua adalah yang bisa dilakukan oleh semua dari kita, yaitu langkah untuk menghadirkan pertolongan Allah melalui do’a-do’a kita. Bila sekian banyak dari kita berdo’a untuk anak cucu kita semua, insyaAllah akan ada jalan untuk melawan kejahatan kemanusiaan terbesar abad ini – yaitu kejahatan penguasaan bibit-bibit pertanian dan membuatnya mandul.

Langkah menghadirkan pertolongan Allah ini akan membuat yang tadinya nampak tidak mungkin menjadi mungkin, mereka berbuat makar dengan memandulkan tanaman yang mestinya fitrah untuk umat manusia di seluruh dunia sepanjang jaman. Tetapi Allah-lah sebaik-baik pembuat makar itu, maka kita harus berdo’a untuk memohon pertolongannya – agar kita dijadikan tentara-tentaraNya yang dapat mengembalikan bibit-bibit yang mandul menjadi bibit-bibit yang subur dan mampu menumbuhkan bibit-bibit berikutnya secara berkelanjutan.

Kabar gembira mengenai kesuburan ini dapat kita ambil pelajarannya dari dialog Malaikat Jibril dengan Nabi Zakaria berikut :

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh."

Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?" Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". (QS 3 : 39 -40).

Jandi hanya Allah-lah yang bisa membuat yang mandul menjadi subur, maka selain berupaya sekuat tenaga dengan yang kita bisa , do’a-do’a kita semua yang insyaAllah akan menjadi jalan untuk hadirnya pertolongan Allah pada setiap persoalan yang kita hadapi – termasuk dalam hal kecukupan pangan yang bergizi bagi umat ini. InsyaAllah.

Selasa, 20 September 2011

Harga Emas Bukan Harga Cabe…

Oleh Muhaimin Iqbal   
Selasa, 20 September 2011 07:09
Emas adalah produk generik global – semua peradaban di dunia sepanjang masa mengenal dan menghargainya, oleh karenanya komoditi ini begitu mudah mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya mengikuti masyarakat mana yang memiliki nilai tukar atau daya beli terbaik. Karena sifatnya yang demikian, maka harga emas tidak terlalu dipengaruhi oleh supply and demand setempat sebagaimana produk pada umumnya. Cabe misalnya, begitu mudah melonjak-lonjak harganya ketika stok menghilang di pasar induk. Tetapi emas tidak demikian, antrian sangat panjang di Logam Mulia - Antam dari orang-orang yang berburu emas – tidak berpengaruh pada harga emas.

Mengapa demikian ?, bukan-kah di seluruh pasar yang menentukan harga adalah mekanismesupply and demand ?. Betul, tetapi untuk emas – karena sifatnya yang universal dan mudah mengalir tersebut, supply and demand yang berlaku adalah supply and demand global dan bukansupply and demand lokal. Naiknya permintaan emas menjelang Iedul Fitri di Indonesia , tahun baru imlek di China maupun perayaan Diwali di India – meskipun dua Negara terakhir ini adalah konsumen terbesar emas dunia – tetap tidak menggoncang harga emas dunia.

Lantas apa yang mudah menggoncang harga emas dunia ini ?.  Ya daya beli uang di masing-masing Negara lah yang paling mudah menggoncang harga emas.  Di Indonesia harga emas pernah melonjak dari kisaran Rp 25,000/gram ke angka Rp 140,000/gram pada krisis moneter 1997/1998 karena daya beli Rupiah yang anjlog saat itu.  Sepanjang tahun  ini harga emas dunia melonjak dari kisaran US$ 1300-an ke angka US$ 1800-an per troy ounce juga karena anjlognya daya beli US$.

Dengan memahami karakter harga emas yang berbeda dengan harga cabe tersebut diatas, maka Anda akan dapat lebih bijak ketika ingin beralih menggunakan emas sebagai instrument proteksi , alat tukar maupun sebagai investasi. Yang perlu dicermati bukan event-event local seperti Iedul Fitri , Imlek, Diwali, antrian panjang di LM-Antam, rame atau sepi-nya pusat-pusat perdagangan emas di Cikini ataupun Melawai.

Yang perlu dicermati adalah daya beli uang itu sendiri. Untuk dunia karena harga emas itu dinilai dengan US$, maka daya beli US$ inilah yang menentukan tinggi rendahnya harga emas. Sedangkan kita yang di Indonesia tentu sangat terpengaruh dengan daya beli Rupiah.  Seperti yang sudah saya ‘duga’ melalui tulisan saya pekan lalu “Bila Rupiah (Terus ) Melemah…” , Rupiah bener-bener menyentuh angka Rp 9,000/ US$ di pasar internasional semalam yang masih dapat disaksikan juga  di nilai tukar Rupiah yang ter-update otomatis di situs ini sampai jam 7-an pagi tadi, setelah itu Rupiah tiba-tiba menguat - mungkin setelah team intervensi pada bangun dan melakukan intervensi pasar !..

Dampak dari pelemahan Rupiah ini adalah bila Anda jumpai harga Dinar atau emas kelihatan mahal hari-hari ini, itu bukan karena pasar internasionalnya yang lagi mahal – tetapi karena daya beli Rupiah kita yang lagi menurun.

Untuk jangka pendek hari-hari ini, harga emas internasional juga mungkin akan terguncang dengan persepsi daya beli US$ - tergantung dari hasil rapat Federal Open Market Committee(FOMC) meeting yang dijadwalkan hari ini dan besuk di AS. ‘Dugaan’ saya hasil FOMC ini akan memberikan ‘angin surga’ bagi ekonomi AS untuk sesaat, jadi akan ada gairah sementara di pasar yang mendorong persepsi seolah ekonomi Amerika memiliki harapan baru, untuk sesaat Dollar akan terangkat dan harga emas kemungkinan besarnya turun.

Namun yang perlu diwaspadai adalah dengan apa FOMC memberikan ‘angin surga’ ini ?.  Tidak bisa tidak adalah dengan kebijakan moneter, langsung atau tidak langsung adalah dengan mencetak uang dari awang-awang, dikatakan atau tidak inilah bentuk lain dari Quantitative Easing 3 (QE 3).  Dalam video klip yang disiapkan oleh National Inflation Association (NIA) yang pernah saya berikan link-nya di situs ini dalam tulisan ‘the Day the Dollar Died’ , para Ahli mereka sendiri yang kritis menyatakan bahwa Dollar akan mati setelah langkah QE 4 – maka QE 3 yang akan terwujud dalam bentuk ‘angin surga’ yang akan diumumkan the Fed dua hari mendatang  - memang akan lebih mendekatkan Dollar satu langkah lagi ke hari kematiannya.

Bila Dollar mati atau menuju kematiannya, emas tidak bisa lagi dibeli dengan seberapa banyak apapun uang Dollar Anda. Wa Allahu A’lam.

Mengenal dinar – dirham


1.       Sejarah dinar – dirham
Di dunia Islam, sebenarnya uang emas dan perak yang dikenal juga dengan Dinar dan Dirham digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924. Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud). Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.  Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma. Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram . Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.

2.       Dinar – dirham dalam al-qur’an dan hadist
Daya beli dinar dan dirham ini sangat stabil sampai sekarang, bukti sejarah yang sangat bisa diandalkan karena diungkapkan dalam al-Qur’an dan Hadits dapat kita pakai untuk menguatkan teori bahwa harga emas (Dinar) dan perak (Dirham) yang tetap, sedangkan mata uang lain yang tidak memiliki nilai intrinsik terus mengalami penurunan daya beli (terjadi inflasi).
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman :"Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: ”Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita tinggal (di sini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu tinggal (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun". (Al-Kahf 019)
Di ayat tersebut diatas diungkapkan bahwa mereka meminta salah satu rekannya untuk membeli makanan di kota dengan uang peraknya. Tidak dijelaskan jumlahnya, tetapi yang jelas uang perak. Kalau kita asumsikan para pemuda tersebut membawa 1 keping uang perak saja, maka ini konversinya ke nilai Rupiah sekarang akan berkisar Rp 75,681- pada tanggal 28 Agustus 2011. Dengan uang perak yang sama sekarang pun kita dapat membeli makanan untuk beberapa orang. Jadi setelah lebih kurang 18 abad, daya beli uang perak relatif sama. Coba bandingkan dengan Rupiah, tahun 70-an akhir sebagai anak SMA yang kos bisa makan satu bulan dengan uang Rp 10,000,-. Apakah sekarang ada anak kos yang bisa makan satu bulan dengan uang hanya Rp 10,000 ? jawabannya tentu tidak. Jadi hanya dalam tempo kurang dari 30 tahun saja uang kertas kita sudah amat sangat jauh perbedaan nilai atau kemampuan daya belinya.
Mengenai daya beli uang emas Dinar dapat kita lihat dari Hadits berikut : ”Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli debu pun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari.
Dari hadits tersebut kita bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah, SAW adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebihan. Fakta kedua adalah ketika ‘Urwah menjual salah satu kambing yang dibelinya, ia pun menjual dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua kambing dengan harga satu Dinar, ini karena kepandaian beliau berdagang sehingga ia dalam hadits tersebut didoakan secara khusus oleh Rasulullah, SAW. Diriwayat lain ada yang mengungkapkan harga kambing sampai 2 Dinar, hal ini mungkin-mungkin saja karena di pasar kambing manapun selalu ada kambing yang kecil, sedang dan besar. Nah kalau kita anggap harga kambing yang sedang adalah satu Dinar, yang kecil setengah Dinar dan yang besar dua Dinar pada zaman Rasulullah SAW maka sekarangpun dengan ½ sampai 2 Dinar , nilai 1 Dinar pada tanggal 28 aguatus 2011 = Rp 2,235,029, kita bisa membeli kambing dimanapun di seluruh dunia – artinya setelah lebih dari 14 abad daya beli Dinar tetap. Coba bandingkan dengan Rupiah kita. Pada waktu awal 70-an membeli kambing berkisar Rp 8,000. Nah sekarang setelah 30 tahun lebih apakah kita bisa membeli kambing yang terkecil sekalipun dengan Rp 8,000 ? tentu tidak.