Senin, 09 Januari 2012

Tidak Ada Perubahan Yang Terlalu Besar Untuk Dimulai…



Oleh Muhaimin Iqbal   
Senin, 09 January 2012 06:53

Belum lama ini jutaan ikan herring terdampar dan mati di pantai barat Norwegia dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Begitu banyaknya ikan yang terdampar ini sehingga sejauh mata memandang – bukan lagi pasir yang nampak di pantai tetapi tumpukan ikan-lah yang nampak (foto di bawah). Sampai-sampai berbagai ahli diNorwegian Institute of Marine Research-pun kebingungan dengan fenomena ini, mereka hanya bisa menduga-duga apa gerangan yang terjadi.


Stranded Herring
Stranded Herring
 

Di antara dugaan-dugaan itu yang masuk akal antara lain adalah koloni dari jutaan ikan herring tersebut tadinya berenang mengikuti gelombang laut ke arah pantai, tetapi kemudian ketika air pasang ini tiba-tiba surut lebih cepat dari kecepatan berenang balik mereka – maka ikan-ikan ini ‘tertinggal’ di pantai.

Dugaan lain adalah karena adanya perubahan medan magnet bumi yang selama ini  menjadi pemandu arah bagi ikan-ikan tersebut. Perubahan ini membuat mereka kehilangan orientasi arah dan akhirnya terdampar bersama-sama.

Melihat jumlah ikan terdampar yang tidak terhitung jumlahnya ini, beberapa orang sukarelawan berusaha memunguti satu per-satu ikan yang masih nampak ada harapan hidup dan dikembalikan ke laut. Tetapi karena yang memiliki harapan hidup ini jumlahnya jauh lebih sedikit, maka yang diselamatkan ini seolah menjadi tidak berarti.

Tidak heran bila orang kebanyakan melihat dengan pesimis upaya para sukarelawan tersebut, mereka melihat apa yang diupayakan dengan susah payah oleh segelintir sukarelawan ini sebagai upaya yang “doesn’t make any different” . Tidak demikian halnya dari sudut pandang para sukarelawan, mereka melihatnya setiap ekor ikan yang berhasil diselamatkan itu “make a big different”  bagi ikan tersebut – mereka tahu tidak mungkin menyelamatkan semua ikan – mereka hanya menyelamatkan yang bisa diselamatkan saja – itu sudah “big different” bagi mereka.

Perilaku jutaan ikan yang berenang kearah yang salah atau kehilangan orientasi arah ini sesungguhnya juga sangat mirip dengan perilaku manusia pada umumnya. Kita tidak merasa bersalah manakala kita berbuat yang sama dengan jutaan manusia lain, makan bunga bank yang sudah dikategorikan riba oleh Fatwa MUI misalnya – baru sedikit saja yang merasa bersalah, buktinya adalah pangsa bank-bank syariah yang masih sangat kecil di negeri yang penduduknya mayoritas muslim ini !

Lantas mengapa tidak banyak yang berbuat ‘menyelamatkan ikan-ikan’ tersebut ?,  ya karena kebanyakan orang seperti kebanyakan orang-orang Norwegia tersebut diatas yang melihat upaya demikian  sebagai “doesn’t make any different”. Sedikit orang saja yang terus mengupayakan solusi dari masalah riba ini, dengan kekuatan resources yang terbatas (dibandingkan denganresources yang untuk ribawi) memang belum banyak yang bisa dilaksanakan.

Tetapi upaya-upaya ini harus tetap dimulai, tidak ada perubahan yang terlalu besar bila kita bisa memulai dari perubahan-perubahan kecil yang bisa kita lakukan. ‘Medan magnet’ yang menjadi petunjuk arah kita jelas dan tidak pernah berubah, kita tinggal mengikuti petunjuk itu.

Apalah arti jutaan ikan yang mati tersebut dibandingkan dengan ketika Allah menenggelamkan umat Nabi Nuh AS kecuali sedikit yang berhasil diselamatkan kedalam kapalnya. Dan dari sedikit yang selamat inilah manusia bumi lengkap dengan peradabannya kembali tumbuh hingga sekarang.

Maka bila kita sekarang frustasi dengan system yang kita hadapi, dengan ribanya, dengan korupsinya, dengan ketidak adilannya, dengan kemiskinannya dan lain sebagainya yang kita pandang tidak seharusnya – bisa jadi ini karena kita sendiri juga belum berbuat. Kita masih beranggapan bahwa tidak ada yang bisa kita perbuat, kalau toh kita berbuat “doesn’t make any different” dlsb.

Tidak demikian, kita bisa berbuat mulai dari yang kita bisa.  Insyaallah itu akan membuat “big different” pada bidang yang kita perbuat tersebut, toh kita tidak berpretensi bahwa kita bisa membangun seluruh bangunan, kita hanya menjadi labinah atau batu batanya saja – batu bata yang terbaik di bidang kita masing-masing.

Jadi tugas kita hanya berbuat yang kita bisa sesuai perintahNya, biar seberat zarrah-pun Dia akan membalasNya. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar