Oleh Muhaimin Iqbal |
Jum'at, 30 September 2011 08:32 |
Bulan April lalu IMF me-release perkiraannya tentang GDP per kapita negara-negara di dunia sampai lima tahun mendatang atau 2016. Dari 183 negara anggota IMF, menurut mereka ini Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan memiliki GDP per kapita sebesar US$ 4,657,- dan pada tahun 2016 meningkat menjadi US$ 6,556,-. Ini menjadikan Indonesia negara ‘termakmur’ nomor 118 dari 183 negara anggota IMF – bila diukur dari pendapatan per kapita-nya. Tetapi yang penting bukan angka-angka atau urutan ini, yang lebih penting adalah apakah kita bisa menjadikannya pelajaran ?. Berikut saya sajikan perbandingan kita dengan negara-negara di sekitar kita yang rata-rata lebih makmur – kecuali Phillipina. Bisa jadi negara-negara tersebut jumlah penduduknya jauh lebih kecil sehingga ketika GDP-nya ketika dibagi jumlah penduduk (GDP per kapita) menjadi besar. Maka saya hadirkan pembanding yang agak jauh yaitu China dan Brasil. China dengan jumlah penduduknya yang sekitar 5 kali lebih banyak dari Indonesia – mereka juga masih lebih makmur. Brazil mempunyai banyak kemiripan dengan Indonesia yaitu sama-sama berada di garis khatulistiwa, dan jumlah penduduk mereka nomor 5 terbesar di dunia, dibawah Indonesia yang berada di urutan ke 4. Lagi-lagi Brazil masih lebih makmur. Fakta-fakta ini tidak untuk membuat kita pesimis, sedih atau bahkan kufur nikmat. Sebaliknya ini menjadi introspeksi kita semua untuk bisa berbuat lebih baik kedepan. Yang menjadi ukuran nampaknya bukan banyaknya sumber daya alam yang kita miliki, bukan juga jumlah penduduk. Sumber daya alam yang banyak bila tidak mampu mengelolanya dengan baik, maka dia tidak menjadikannya sebagai sumber kemakmuran. Demikian pula penduduk yang seharusnya menjadiasset negeri ini, bila tidak diberdayakan secara optimal maka dia berbalik menjadi liability. Mengenai interaksi antara sumber daya alam dengan budaya penduduknya ini salah satunya dapat kita pelajari dari kebiasaan ketika berbuka puasa. Kita yang hidup di Indonesia terbiasa berbuka puasa dengan aneka macam makanan dari kolak, buah, sirup, nasi sampai sayur-mayurnya, tetapi justru dengan banyaknya makanan ini kita malah mengantuk ketika shalat tarawih. Sebaliknya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencontohkan berbuka itu dengan beberapa butir kurma saja, dan ini dapat kita saksikan hingga kini Di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram ketika berbuka puasa – hasilnya orang-orang pada umumnya mampu shalat tarawih dan qiyamul lail yang panjang-panjang dan sedikit saja yang merasa ngantuk. |
Jumat, 30 September 2011
Keberkahan : Kwalitas Bukan Kwantitas…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar