Senin, 21 November 2011

Bankir-bankir Eropa Mulai Stres

Nurul Qomariyah - detikFinance 




Ilustrasi (Foto: Reuters)


London - Krisis di Eropa mulai membuat para bankir stres, depresi dan insomnia. Bankir-bankir yang tak kuat menghadapi kuatnya tekanan akibat krisis akhirnya memilih untuk mengundurkan diri. 


Fenomena bankir-bankir stres setidaknya sudah terlihat di London. Salah satunya adalah yang dialami chief executive Lloyd Banking Group, Antonio Horta-Osario yang mengumumkan pengunduran diri dari posisinya pada akhir tahun karena 'alasan medis'.

Laporan-laporan menunjukkan, direktur kelahiran Portugal yang bergaji 1 juta poundsterling atau sekitar Rp 11 miliar per tahun itu menderita kelelahan setelah 6 bulan memegang jabatan tertinggi di bank yang di-bailout itu.

Pengumuman yang mengejutkan itu muncul berbarengan dengan sektor finansial yang berjuang dengan perkembangan terakhir dari krisis utang kawasan Eropa, meningkatnya kegelisahan investor dan membuat saham bank raksasa itu ambles.

Kasus Horta-Osario itu menurut Dr Michael Sinclair, direktur klinik City Psychology Group, semakin memperkuat trend yang mengkhawatirkan diantara para bankir. Dr Sinclair telah merawat pasien dari kantor-kantor di City and Canary Wharf yang merupakan pusat bisnis kedua di London.

"Jelas sekali ada kenaikan (pasien) menyampaikan kepada kami kondisi yang berkaitan dengan stres, sumber keseluruhan dari penyimpangan kekhawatiran dan depresi," ujar Sinclair seperti dikuti dari AFP, Senin (20/11/2011).

Ia menyalahkan gejolak ekonomi terkini sebagai penyebab meningkatnya kasus sakit yang berhubungan dengan stres, yang dapat menyebabkan berbagai gejala psikis termasuk sakit kepala, sakit punggung, kondisi jantung dan insomnia.

"Sejak resesi, segala sesuatu telah berubah," ujar Cary Cooper, profesor psikologi dan kesehatan dari Lancaster University 

Seiring krisis yang semakin dalam, Cooper mengatakan kegelisahaan soal pekerjaan merupakan sumber dari kekhawatiran pekerja. Sebagian dari mereka yang mengingat trauma dengan yang terjadi pada September 2008 ketika pekerja Lehman Brothers di London kehilangan pekerjaannya hanya dalam semalam.

Studi terbatu dari institut riset Centre for Economics and Business Research (CEBR) menambah kekhawatiran para pekerja sektor finansial. CEBR memperkirakan lebih banyak tenaga kerja sektor finansial yang di-PHK pada tahun ini, sehingga jumlah pekerjanya akan turun hingga lebih rendah dari era tahun 1998.

Krisis memang menyebabkan sejumlah bank-bank besar di Inggris melakukan PHK. Yang terbaru adalah bank terbesar Italia, UniCredit mengumumkan rencananya untuk mem-PHK 5.200 karyawan dalam beberapa tahun ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar